Hai,
Da jia hao...
Wahh.. rasanya sudah lama
sekali yaa.. jari-jari ku tidak menyentuh blog ini, dikarenakan ada beberapa
hal yang memang saat itu harus aku kerjakan, sehingga sampai tiga bulan purnama
berlalu jari-jariku tidak sempat menari-nari di blog ini.
Sebelumnya aku sangat
mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang diberikan
oleh beberapa temanku untuk terus menulis di blog ini, khususnya untuk
@david_adi (Instagram Account) yang di setiap moment selalu menanyakan
kelanjutan cerita Rumah Sempit ini di blog ku, dan mungkin dia juga bosan
mendengar jawabanku yang selalu menjawab “ oh oke siapp.. tunggu aja ya” yang
mana aku sendiri kadang kebingungan akan menulis cerita yang mana :D .
Which is..Laptop kesayanganku saat ini sedang rusak, bisa dibilang
rusak cukup parah sih..sepertinya ada kerusakan di layar LCD dan juga keyboardnya,
aku pun tidak tahu awal mula kerusakannya kapan dan karena apa, yaa itulah
salah satu keteledoranku, dan saat ini aku sedang menabung untuk membawanya ke
Rumah Sakit, karena yang aku tahu, untuk memperbaikinya tidak cukup uang sedikit,
dan saat ini aku seorang pengangguran :D … terus bagaimana????
Dan kali ini aku menulis menggunakan laptop lamaku, laptop yang paling bersejarah dalam peradaban masa kuliahku dulu yang hanya seumur jagung itu.
Tapi tidak apa-apa, aku berharap kali ini my old acer bisa bertahan
untuk membantuku menceritakan sedikit kelanjutan tentang Rumah Sempit ini,
karena biasanya laptop lama ini juga eror .. tiba-tiba mati sendiri :D
Berdoa yaaaa..
Oh iya..
Karena kisah kelanjutan dari perjalanan hidupku di Rumah Sempit
ini bisa terbilang cukup rumit dan tak beraturan, dan aku agak sedikit lupa
juga sama alur cerita yang sebenarnya, jadi mungkin kali ini aku akan bercerita
tentang awal mula hancurnya Hiroshima dan Nagasaki.. wkwkwk
Bukan yaakk..
Mungkin cerita kali ini menjadi awal cerita dari kehancuran
hidupku saat itu. Njirrr…serem bangett yaaak..
Mmmh…bagi kalian yang baru banget baca cerita Rumah Sempitku di
Part 7 ini, disarankan sekali membaca cerita Rumah Sempit dari Part 1 ya,
karena mungkin ini akan menjadi cerita yang berkesinambungan dengan cerita-cerita
sebelumnya.
Oke baiklah.
Malam itu aku pulang dengan keadaan sangat lelah, mengingat hari
kerja yang sangat panjang dan perjalanan menuju rumah yang sangat melelahkan…
Aku mencoba untuk bersikap biasa dan selalu berusaha
menyembunyikan kelelahanku dihadapan orangtuaku dirumah.
Tapi, sesampainya dirumah…
Malam itu aku merasakan suasana rumah yang cukup berbeda dari
biasanya…aku merasa kehilangan satu rasa saat menginjakkan kaki kedalam rumah,
ya.. rasa hangat keluarga ini agak sedikit berubah.. dan aku rasa ini tidak
seperti biasanya…seperti ada yang aneh…
Bapakku seperti biasa sedang menonton tim sepak bola kesayangannya
berlaga di televisi.. Persib Vs Persebaya pertandingan liga sahabat yang sangat
bapakku senangi, Adikku saat itu sedang bersandar di lengan bapakku sembari
asyik memainkan PSV baru hadiah ulangtahunnya satu minggu lalu..tapi mama kok
tidak terlihat bersama mereka saat itu..? aku penasaran..
“Assalamualaikum..” aku memberi salam.
“Waalaikumsalam..ehh udah pulang teh, tumben jam 9 udah nyampe?” Tanya bapakku yang
terheran karena biasanya aku pulang larut malam bahkan sampai jam 1 pagi
biasanya.
“iya tadi abis maghrib langsung pulang pak, itu juga nunggu keretanya
lama banget, penuh terus dari Tanah Abang.. mamah mana pak?” Tanyaku sambil
merebahkan kaki disamping adikku dan sesekali mengintip adikku bermain PSV .
ya.. dia sedang bermain Mario Teguh, ehh Mario Bross…
“Mamah tadi keluar katanya mau kerumah ateu mawar (nama samaran).”
nama aslinya Dian sih.. tapi disamarin ajalah yaa.. Tapi bukan penjual bakso
borax sih..hehe
“lah mau ngapain malem-malem gini pak, emang ateu mawar kenapa?”
tanyaku heran dan sedikit kesal. (ateu mawar itu tanteku….. tanteku tapi kaya
bukan tanteku…mungkin dia tante online. Gak ngerti yaa..? yaudahlah.)
“gak tau katanya mau ada perlu” jawab bapakku singkat dan terlihat
biasa saja.
“makan ada apa pak, icha tadi mau makan dulu tapi nanti pasti
pulangnya malem banget, kalo udah makan di tempat kerja suka males jalan pulang
soalnya” ceritaku kepada bapakku.
“noh ada di lemari dapur.. tadi dede beli apa kali di warteg,
bapak juga belom makan teh.. bawa sini aja semuanya makan barengan” jawab
bapakku.
Ternyata adik lanangku ini sudah membeli lauk pauk di warteg
katanya, pasti yang dia beli makanan kesukaannya saja, tempe orek..ayam goreng..dan
ati ampela..
“lah ini mh kedoyanannya dede semua..mana sayurnya dek?” tanyaku
agak sedikit kesal. Karena makanan yang dia beli semuanya hanya untuk dia
sendiri wkwkwk
“ya dede gatau, orang kata mamah terserah maunya dede sihh, wooo ”
ledek adikku tidak mau disalahkan.
“yaudah gih teteh beli lagi aja ya..beli pecel ayam aja noh yang
disamping kontrakannya bu haji, gak usah pake nasi tapi” timpal bapakku.
“yauda sinii…dek ayok anter…malu gua sendirian” ajakku kepada
adikku.
“isshh…gak mau laah, orang dede udah makan, tinggal jalan doang geh
kesono manja amat” sahut adikku.
(kok gini amat yak punya adek nimpalin mulu :D syaland.. )
Setelah beberapa saat kita bertiga selesai makan, mamaku pulang.
“ehh teh udah pulang tumben?” Tanya mamaku.
“iya sengaja pengen makan dirumah aja.” Jawabku singkat.
Entahlah kenapa malam itu aku malas sekali berbicara dengan
mamaku. Karena aku sedikit mencium rasa-rasa yang mencurigakan yang aku pun
belum tahu ini rasa apa.
Setelah hari berganti hari…
Tidak salah lagi..rasa kecurigaanku semakin kuat…ada beberapa hal
yang membuat aku berfikiran kalo mama sudah seperti orang lain saat itu…tapi
disini aku tidak bisa menjelaskan hal-hal apa saja yang membuat mama berubah
dengan detail.
Kehidupan keluargaku berubah semenjak ateu mawar sering main
kerumahku dan mengobrol dengan mamaku…
Dari awal kedatangan ateu..aku sudah tidak suka..apalagi sampai
membawa mamaku pergi main. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berbicara pada
bapak.
Sering sekali aku menyuruh bapakku untuk mencari tahu apa yang
dilakukan ateu mawar selama ini kepada mama..sampai-sampai mama berubah sikap dan
jadi sering berhias diri.. tapi bapakku selalu menjawab..
“udahlah teh kamu gak usah ngurusin urusan orangtua..biarin aja
mama ada perlu kali”
Selalu saja menjawab seperti itu, karena bapakku memang seorang suami
yang sangat memberi kepercayaan penuh dan selalu berfikiran positif.
Kejadian ini berjalan sampai kurang lebih dua bulan lamanya.
Dua bulan juga aku merasakan kehambaran kasih saying keluarga.
Perlahan-lahan aku dan adikku mulai terbiasa dengan situasi rumah
yang seperti ini.
Canda tawa sudah jarang sekali terdengar.
Adikku lebih memilih menghabiskan waktu bersama PSV nya yang
sepertinya sudah sedikit rusak karena hampir setiap kesempatan waktu dia
memainkan PSV itu, yaa mungkin hanya PSV itu teman penghibur dia saat
dirumah..karena melihat situasi rumah yang sudah mulai berantakan…aku rasa dia
sudah cukup paham.
Sedangkan aku hanya bisa diam tanpa berani berbicara atau berontak
tentang hal apapun. Semuanya terlihat masih seperti misteri..ada apa dan
kenapa???? Tapi tidak ada satu orang pun yang berani mengungkap misteri ini.
Mengingat mamaku saat sedang marah saja aku tidak berani..jadi aku
biarkan saja selama mamaku senang dan tidak merasakan sakit.
Demikian juga dengan bapakku..melakukan hal yang sama denganku.
Ya..kita semua diam..tidak tahu apa yang ingin di bicarakan.
Sampai pada akhirnya hal itu terjadi…
(Bersambung)
Sampai disini dulu ya gaess…mataku sudah lelah sekali..
Btw. Laptop nya bertahan cukup lama yaaa.. jadi kali ini cerita
Rumah Sempit bisa publish …
Yeayy akhirnya…
Oh iyaa.. buat yang sudah baca..boleh dong kasih komentarnya
dibawah…boleh kasih masukan atau saran..yaa siapa tau bisa meningkatkan
kualitas menulis akuu yang masih berantakan dan semaunya ini…wkwkwk
Xiexie da jiao J