Saturday, June 1, 2019

Part 8

Hi...Da jia hao...
Malam ini entah kenapa jari-jariku sedang ingin menari-nari..dan aku teringat kelanjutan dari cerita Rumah Sempitku di blog ini.. ya walaupun alurnya tidak jelas dan tidak beraturan yaa.. karena misi ku saat awal menulis di blog ini hanya ingin berbagi kisah pribadiku yang mungkin bisa kalian petik hikmahnya dan dipelajari dalam kehidupan kalian..jadi mohon maaf sekali jika tulisan ini membuat kalian bingung .. ehe.
Oh iya .. di Part sebelumnya yaitu di Part 7 aku menceritakan awal mula hancurnya kehidupanku. Mungkin kalian bingung, kenapa disini aku malah menuliskan hal itu..hal yang menurut orang lain harus disembunyikan dan di tutup rapat.
Kembali lagi pada misi awal aku menulis di blog ini yaitu hanya ingin berbagi jikapun ada yang bisa kalian petik hikmahnya saya sangat bersyukur karena artinya tulisan saya dapat bermanfaat bagi kalian, jadi tolong jangan beranggapan aku ingin menjelek-jelekkan keluargaku sendiri yaa..dan buat teman-teman dekatku yang dulu sering sekali melihat postingan-postingan galauku di facebook lalu sering bertanya ada apa dan kenapa..mungkin tulisan ini akan menjawab semua pertanyaan kalian.
Okee.. baiklah..

Malam itu pada pukul 21.23pm.

Aku mendapati mamaku sedang duduk di kursi teras bersama tanteku.

"Assalamualaikum.." Salamku.

"Waalaikumsalam.." jawab mereka berbarengan.

"ehh udah pulang neng icha.. " tanteku menyapa.

Tapi aku langsung saja bersalaman dengan mereka dan tiba-tiba mama menahan lenganku disaat aku ingin masuk kedalam rumah, dari awal aku mengetahui mamaku sering berbicara dengan tanteku dan seringnya mama pergi setelah pulang kerja, aku selalu bersikap dingin terhadap mama.. bicara pun seperlunya..seperti sudah tidak ada rasa apapun di keluarga ini..

Saat mama menahan lenganku.. mama bilang..

"Teh sini dulu bentar.. mama mau ngobrol sama kamu." ucap mama.

dan aku hanya diam dengan mimik muka masam.. lalu aku berdiri dihadapan mama.

"Sekarang kan kamu udah dewasa..udah 19 tahun.. udah ngertilah kalo mama ngomong kaya gini.. teteh tau kan setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan..? kamu juga udah tau situasi keluarga kita akhir-akhir ini kaya gimana.. mama harap kamu bisa nerima keputusan mama ya neng..kamu udah dewasa.." ucap mama.

Dan aku hanya jawab..

"Apaan sihh.."

Lalu masuk kedalam rumah dan menendang semua barang yang ada di hadapanku saat itu sembari menahan rasa berkecamuk entah rasa apa yang ada di kepala dan hatiku rasanya ingin menjerit dan berteriak..yang aku ingat aku menendang kipas angin sampai hancur dan membuat bapakku kaget saat itu.
lalu bapakku bilang..

"kenapa teh...hah .. ada apa pulang kerja nangis?" tanya bapakku kebingungan dan langsung mengikutiku.

"Tanya aja sono sama mamah..kalian emang udah gak peduli sama anak. EGOISS"

Yaa..sungguh.. itulah perkataan dan situasi yang masih aku ingat dan membekas sampai sekarang.

Setelah aku berhasil meredakan emosiku..aku segera menghampiri adikku yang sedari tadi terlihat diam saja. Aku rasa dia tertidur.. Ya dia tertidur dengan sisa air mata yang membekas di pipinya. Karena aku pun tahu..adikku sudah bisa ikut merasakan apa yang sedang terjadi di keluarga ini..
diwaktu yang sama akupun ikut tertidur...

Pagi harinya..

"Pak..mama udah berangkat kerja?" tanyaku kepada bapakku yang sedang di kamar mandi.

"Iya udah .. " lalu terdiam.
"Teh..diatas meja ada surat dari mama..baca aja"

Seketika suhu darahku seperti tiba-tiba naik..jantungku berdebar kencang lalu melangkahkan kaki menuju meja seperti yang bapakku bilanga.

Dan isi suratnya..
Aku sudah tidak ingat terlalu jelas isi seluruh suratnya...yang aku tahu intinya adalah.. surat permohonan cerai dari mamaku kepada bapakku.

JLEBB...
Pecah tangisku.
Remuk batinku.
Kecewa rasaku.

(Sebelum mama menulis surat itu...aku dan mama sempat bertengkar hebat dirumah saat aku berusaha membela bapakku..aku bertengkar dengan mama karena memang ada hal yang sangat tidak aku suka dan sudah bisa dibilang melampaui batas tapi hal itu tidak akan aku ceritakan disini. maaf ya..)

Tapi ada hal yang membuat aku sedikit tegar...yaitu melihat kesabaran dan ketegaran bapakku saat menghadapi situasi seperti ini. Bapak masih tetap rajin beribadah, giat bekerja, dan masih sering bercanda dengan aku juga adikku..padahal aku sangat tahu apa yang bapakku rasakan.

Setelah mama menulis surat itu.. mama sempat pulang kerumah untuk membawa semua pakaian mama tapi disaat aku tidak ada dirumah.

Hari demi hari aku lalui bersama bapakku dan adikku.

Ya..saat itu akhirnya kita hanya tinggal bertiga di Rumah Sempit yang dulunya sangat terlihat tentram dengan kehadiran seorang ibu. Saat ini kita tinggal bertiga dirumah ini..tidak ada lagi suara mama saat menyuruhku ke warung..tidak ada lagi suara mama memarahiku saat aku menjaili adikku..tidak ada lagi pertanyaan mama yang selalu terlihat ingin tahu disaat aku pulang diantar seorang laki-laki..tidak ada lagi yang merapihkan baju-baju aku,,adikku dan bapakku..

Rumah terlihat sangat kotor dan selalu berantakan...pakaian kotor menumpuk disana-sini..
piring-piring kotor mengering tiga hari tak di cuci..kamar mandi terasa licin saat diinjak..debu disana-sini..Rice Cooker entah sudah berapa lama tidak di nyalakan dengan sedikit sisa nasi beberapa hari lalu yang sudah mengering didalamnya..

Ahh aku sudah tidak kuat rasanya menjalani situasi ini.
dan ternyata sikap tegar bapakku lama-lama memudar..
akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar suara tangis bapakku di sepertiga malam..entah doa apa yang bapak panjatkan malam itu sampai tidak sanggup menahan isak tangisnya.


Seminggu berlalu...
Pagi itu pada pukul 08.15am di hari Minggu.

"Teh..teh..bangunn.." Adikku membangunkanku.

"Iyaaa..ini banguunn.." dengan mata setengah memejam.

"ishh banguuunn..nihh ada surat nihh dede gabisa baca tulisannya brgitu" jelas adikku.

"hah..surat apa dek?" aku langsung begitu saja terbangun kaget.

Ternyata adikku menemukan secarik surat diatas kulkas dari bapakku yang isinya...



Akan aku tulis kembali..

"Kalau bapak nggak pulang Akbar titipin di bi wati..bapak mau menenangkan pikiran dulu..jangan panik bapak nggak apa-apa..cuma mau menenangkan pikiran doang.. kalaupun bibi wati tau jangan ngebel aki biarin aja.. udah ya jangan cemas..bapak nggak apa-apa"

Seperti itulah isi surat yang bapakku tulis..bapakku pergi meninggalkan kita berdua dirumah ini.. aku dan adikku hanya bisa menangis dan bingung mau kemana..




Sampai saat ini masih aku simpan rapi dan sebenarnya masih ada beberapa surat lagi tapi tidak bisa aku publish disini karena memang ada hal yang tidak seharusnya kalian tahu dari surat-surat lainnya.

Mohon maaf banget aku udah gak kondusif nih nulisnya..dari tadi sambil ngusap air mata terus..
lanjut nanti ya..
Terimakasih untuk yang sudah mau membaca tulisan buruk ini.

Xiexie Da jiao..




Thursday, May 16, 2019

Part 7

Hai, 
Da jia hao...

Wahh.. rasanya sudah lama sekali yaa.. jari-jari ku tidak menyentuh blog ini, dikarenakan ada beberapa hal yang memang saat itu harus aku kerjakan, sehingga sampai tiga bulan purnama berlalu jari-jariku tidak sempat menari-nari di blog ini.

Sebelumnya aku sangat mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang diberikan oleh beberapa temanku untuk terus menulis di blog ini, khususnya untuk @david_adi (Instagram Account) yang di setiap moment selalu menanyakan kelanjutan cerita Rumah Sempit ini di blog ku, dan mungkin dia juga bosan mendengar jawabanku yang selalu menjawab “ oh oke siapp.. tunggu aja ya” yang mana aku sendiri kadang kebingungan akan menulis cerita yang mana :D .

Which is..Laptop kesayanganku saat ini sedang rusak, bisa dibilang rusak cukup parah sih..sepertinya ada kerusakan di layar LCD dan juga keyboardnya, aku pun tidak tahu awal mula kerusakannya kapan dan karena apa, yaa itulah salah satu keteledoranku, dan saat ini aku sedang menabung untuk membawanya ke Rumah Sakit, karena yang aku tahu, untuk memperbaikinya tidak cukup uang sedikit, dan saat ini aku seorang pengangguran :D … terus bagaimana????

Dan kali ini aku menulis menggunakan laptop lamaku, laptop yang paling bersejarah dalam peradaban masa kuliahku dulu yang hanya seumur jagung itu.
Tapi tidak apa-apa, aku berharap kali ini my old acer bisa bertahan untuk membantuku menceritakan sedikit kelanjutan tentang Rumah Sempit ini, karena biasanya laptop lama ini juga eror .. tiba-tiba mati sendiri :D
Berdoa yaaaa..


Oh iya..
Karena kisah kelanjutan dari perjalanan hidupku di Rumah Sempit ini bisa terbilang cukup rumit dan tak beraturan, dan aku agak sedikit lupa juga sama alur cerita yang sebenarnya, jadi mungkin kali ini aku akan bercerita tentang awal mula hancurnya Hiroshima dan Nagasaki.. wkwkwk
Bukan yaakk..
Mungkin cerita kali ini menjadi awal cerita dari kehancuran hidupku saat itu. Njirrr…serem bangett yaaak..

Mmmh…bagi kalian yang baru banget baca cerita Rumah Sempitku di Part 7 ini, disarankan sekali membaca cerita Rumah Sempit dari Part 1 ya, karena mungkin ini akan menjadi cerita yang berkesinambungan dengan cerita-cerita sebelumnya.

Oke baiklah.

Malam itu aku pulang dengan keadaan sangat lelah, mengingat hari kerja yang sangat panjang dan perjalanan menuju rumah yang sangat melelahkan…
Aku mencoba untuk bersikap biasa dan selalu berusaha menyembunyikan kelelahanku dihadapan orangtuaku dirumah.
Tapi, sesampainya dirumah…
Malam itu aku merasakan suasana rumah yang cukup berbeda dari biasanya…aku merasa kehilangan satu rasa saat menginjakkan kaki kedalam rumah, ya.. rasa hangat keluarga ini agak sedikit berubah.. dan aku rasa ini tidak seperti biasanya…seperti ada yang aneh…
Bapakku seperti biasa sedang menonton tim sepak bola kesayangannya berlaga di televisi.. Persib Vs Persebaya pertandingan liga sahabat yang sangat bapakku senangi, Adikku saat itu sedang bersandar di lengan bapakku sembari asyik memainkan PSV baru hadiah ulangtahunnya satu minggu lalu..tapi mama kok tidak terlihat bersama mereka saat itu..? aku penasaran..

“Assalamualaikum..” aku memberi salam.

“Waalaikumsalam..ehh udah pulang teh, tumben  jam 9 udah nyampe?” Tanya bapakku yang terheran karena biasanya aku pulang larut malam bahkan sampai jam 1 pagi biasanya.

“iya tadi abis maghrib langsung pulang pak, itu juga nunggu keretanya lama banget, penuh terus dari Tanah Abang.. mamah mana pak?” Tanyaku sambil merebahkan kaki disamping adikku dan sesekali mengintip adikku bermain PSV . ya.. dia sedang bermain Mario Teguh, ehh Mario Bross…

“Mamah tadi keluar katanya mau kerumah ateu mawar (nama samaran).” nama aslinya Dian sih.. tapi disamarin ajalah yaa.. Tapi bukan penjual bakso borax sih..hehe

“lah mau ngapain malem-malem gini pak, emang ateu mawar kenapa?” tanyaku heran dan sedikit kesal. (ateu mawar itu tanteku….. tanteku tapi kaya bukan tanteku…mungkin dia tante online. Gak ngerti yaa..? yaudahlah.)

“gak tau katanya mau ada perlu” jawab bapakku singkat dan terlihat biasa saja.

“makan ada apa pak, icha tadi mau makan dulu tapi nanti pasti pulangnya malem banget, kalo udah makan di tempat kerja suka males jalan pulang soalnya” ceritaku kepada bapakku.

“noh ada di lemari dapur.. tadi dede beli apa kali di warteg, bapak juga belom makan teh.. bawa sini aja semuanya makan barengan” jawab bapakku.
Ternyata adik lanangku ini sudah membeli lauk pauk di warteg katanya, pasti yang dia beli makanan kesukaannya saja, tempe orek..ayam goreng..dan ati ampela..

“lah ini mh kedoyanannya dede semua..mana sayurnya dek?” tanyaku agak sedikit kesal. Karena makanan yang dia beli semuanya hanya untuk dia sendiri wkwkwk

“ya dede gatau, orang kata mamah terserah maunya dede sihh, wooo ” ledek adikku tidak mau disalahkan.

“yaudah gih teteh beli lagi aja ya..beli pecel ayam aja noh yang disamping kontrakannya bu haji, gak usah pake nasi tapi” timpal bapakku.

“yauda sinii…dek ayok anter…malu gua sendirian” ajakku kepada adikku.

“isshh…gak mau laah, orang dede udah makan, tinggal jalan doang geh kesono manja amat” sahut adikku.

(kok gini amat yak punya adek nimpalin mulu :D syaland.. )

Setelah beberapa saat kita bertiga selesai makan, mamaku  pulang.

“ehh teh udah pulang tumben?” Tanya mamaku.

“iya sengaja pengen makan dirumah aja.” Jawabku singkat.
Entahlah kenapa malam itu aku malas sekali berbicara dengan mamaku. Karena aku sedikit mencium rasa-rasa yang mencurigakan yang aku pun belum tahu ini rasa apa.

Setelah hari berganti hari…

Tidak salah lagi..rasa kecurigaanku semakin kuat…ada beberapa hal yang membuat aku berfikiran kalo mama sudah seperti orang lain saat itu…tapi disini aku tidak bisa menjelaskan hal-hal apa saja yang membuat mama berubah dengan detail.
Kehidupan keluargaku berubah semenjak ateu mawar sering main kerumahku dan mengobrol dengan mamaku…
Dari awal kedatangan ateu..aku sudah tidak suka..apalagi sampai membawa mamaku pergi main. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berbicara pada bapak.
Sering sekali aku menyuruh bapakku untuk mencari tahu apa yang dilakukan ateu mawar selama ini kepada mama..sampai-sampai mama berubah sikap dan jadi sering berhias diri.. tapi bapakku selalu menjawab..
“udahlah teh kamu gak usah ngurusin urusan orangtua..biarin aja mama ada perlu kali”
Selalu saja menjawab seperti itu, karena bapakku memang seorang suami yang sangat memberi kepercayaan penuh dan selalu berfikiran positif.
Kejadian ini berjalan sampai kurang lebih dua bulan lamanya.
Dua bulan juga aku merasakan kehambaran kasih saying keluarga.
Perlahan-lahan aku dan adikku mulai terbiasa dengan situasi rumah yang seperti ini.

Canda tawa sudah jarang sekali terdengar.
Adikku lebih memilih menghabiskan waktu bersama PSV nya yang sepertinya sudah sedikit rusak karena hampir setiap kesempatan waktu dia memainkan PSV itu, yaa mungkin hanya PSV itu teman penghibur dia saat dirumah..karena melihat situasi rumah yang sudah mulai berantakan…aku rasa dia sudah cukup paham.

Sedangkan aku hanya bisa diam tanpa berani berbicara atau berontak tentang hal apapun. Semuanya terlihat masih seperti misteri..ada apa dan kenapa???? Tapi tidak ada satu orang pun yang berani mengungkap misteri ini.
Mengingat mamaku saat sedang marah saja aku tidak berani..jadi aku biarkan saja selama mamaku senang dan tidak merasakan sakit.
Demikian juga dengan bapakku..melakukan hal yang sama denganku.
Ya..kita semua diam..tidak tahu apa yang ingin di bicarakan.

Sampai pada akhirnya hal itu terjadi…

(Bersambung)

Sampai disini dulu ya gaess…mataku sudah lelah sekali..
Btw. Laptop nya bertahan cukup lama yaaa.. jadi kali ini cerita Rumah Sempit bisa publish …
Yeayy akhirnya…

Oh iyaa.. buat yang sudah baca..boleh dong kasih komentarnya dibawah…boleh kasih masukan atau saran..yaa siapa tau bisa meningkatkan kualitas menulis akuu yang masih berantakan dan semaunya ini…wkwkwk

Xiexie da jiao J